ASAL MUASAL PISANG



Pisang merupakan suatu bisnis yang besar di iklim tropis di seluruh dunia, menyediakan sumber pendapatan dan pangan utama untuk jutaan orang. Sepanjang sejarah, tanaman itu telah digunakan untuk memasak, pengobatan, pakaian, kertas dan bahkan bahan bangunan. Saat ini perkembangbiakan hasil bumi untuk perdagangan ini telah bisa ditelusuri melalui kebudayaan-kebudayaan kuno di Asia Tenggara.
Para peneliti menggunakan ujian keturunan, penemuan arkeologi dan data linguistik untuk menguraikan asal usul tanaman pisang ini. Penemuan mereka diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences [Laporan Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional] bulan Juli 2011.
Data genetik dari tanaman pisang saat ini mengungkapkan adanya penyilangan jenis yang tidak mungkin terjadi tanpa campuran tangan manusia, begitu menurut penelitian ini. Pertukaran di antara kebudayaan-kebudayaan di bangsa-bangsa kepulauan di Asia and dan Pasifik, termasuk pemindahan jenis tanaman pisanglah yang menyebabkan adanya penyilangan.
Para peneliti menentukan asal tanaman tersebut dari pulau New Guinea, dimana sisa-sisa benih dan daun pisang ditemukan di situs arkeologi. Dari sana, para ahli bahasa membantu menggambarkan perjalanan buah tersebut. Di seluruh Asia Tenggara dan Melanesia, para peneliti menemukan ada 1.100 nama pisang. Namun, mereka menemukan bahwa nama-nama ini bisa dilacak menjadi empat kata dasar: muku, punti, qaRutay dan baRat.
“Sebuah tanaman yang dibudidayakan sering berpindah dengan namanya,” jelas para peneliti, “dan ketika tanaman ini diperbaharui secara budaya, namanya seringkali dipertahankan dalam bahasa penerima.” Misalnya, istilah “muku” muncul di New Guinea, dan jenis-jenisnya menyebar ke barat di sepanjang Indonesia. Istilah “qaRutay,” sebaliknya, berasal dari Filipina, dan menyebar ke selatan ke Indonesia, barat ke daratan Asia dan timur ke New Guinea.
Jejak pisang ini yang diikuti oleh para peneliti dari timur ke barat juga menunjukan pemindahan kebudayaan, tutur Mark Donohue, seorang ahli bahasa di Universitas Nasional Australia yang terlibat dalam penelitian ini kepada The Telegraph dari India.

 “Kami tahu bahwa penduduk Madagaskar setidaknya adalah keturunan dari perpindahan manusia dari timur-ke-barat sekitar 1.200 tahun lalu. Kami juga mempunyai beberapa catatan orang-orang Jawa dan Malaysia berdagang dengan India sekitar 2.000 tahun lalu,” Donohue berkata kepada The Telegraph. “Ini bisa saja sebuah gerakan kecil dalam hal jumlah orangnya, tetapi ini sebuah perubahan besar dalam hal kebudayaan.”

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Raja Pisang dari Bone...Aliyas

Posting Komentar